Powered By Blogger

Monday, January 28, 2019

ENZIM 2

ENZIM



Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator dalam reaksi penguraian dan penyusunan suatu zat yang terjadi di dalam sel makhluk hidup.
Biokatalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi pada tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi.

 STRUKTUR ENZIM
Enzim tersusun atas komponen sebagai berikut:

1.Apoenzim              :  berupa protein yang bersifat   termolabil
2.Gugus Prostetik  :  berupa non protein yang bersifat aktif, yang terdiri atas kofaktor dan koenzim.
Gabungan antara apoenzim dengan gugus prostetik disebut juga holoenzim.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
1.Temperatur
2.Pengaruh pH
3.Pengaruh konsentrasi enzim
4.Pengaruh zat penggiat (activator)
5.Pengaruh zat penghambat (inhibitor)

ENZIM-ENZIM SALURAN PENCERNAAN
             A.. Kelenjar ludah
               Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase yang berperan mengubah karbohidrat menjadi gula yang berfungsi sebagai sumber energi yang kita perlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pada ludah juga terdapat enzim lisozim yang berperan memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.

             B. Pankreas
    1.Enzim lipase
        Enzim ini bekerja memecah lemak menjadi asam lemak
    2.Enzim tripsin
       Enzim ini mengubah pepton menjadi asam amino.

C. Usus halus
1.    Enzim amilase
  Enzim ini berperan mengubah amilum menjadi disakarida.
2.    Enzim lipase
  Enzim ini berperan mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
3.     Enzim tripsin
  Enzim ini berperan mengubah pepton menjadi asam amino.
4.    Enzim enterokinase
  Enzim ini berperan mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

 D. Usus besar
Pada usus besar tidak terdapat enzim pencernaan, yang ada adalah bakteri yang berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi serta membuat zat-zat penting,seperti vitamin K.


Friday, January 25, 2019

ENZIM

ENZIM


Sifat – Sifat Enzim :
  1. Enzim merupakan biokatalisator
Enzim adalah katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut bereaksi. Tanpa kehadiran enzim, suatu reaksi itu sangat sukar terjadi, sementara dengan kehadiran enzim kecepatan reaksinya dapat meningkat 107 - 1013 kali. hanya mengubah kecepatan reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya.

  1. Enzim bekerja secara spesifik
Enzim tertentu hanya dapat mengadakan pengubahan pada zat tertentu pula. Dengan kata lain, enzim hanya dapat mempengaruhi satu reaksi dan tidak dapat mempengaruhi reaksi lain yang bukan bidangnya.

  1. Enzim bersifat bolak-balik
Enzim dapat ikut bereaksi tanpa mempengaruhi hasil akhir dan akan terbentuk kembali pada hasil reaksi sebagai enzim. Ketika ikut bereaksi, struktur kimia enzim berubah, tetapi pada akhir reaksi struktur kimia enzim akan terbentuk kembali seperti semula.

  1. Seperti protein
Enzim memiliki sebagian besar sifat protein yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada suhu rendah protein enzim akan mengalami koagulasi dan pada suhu tinggi akan mengalami denaturasi.

  1. Enzim bersifat termolabil
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja enzim akan lambat. Semakin tinggi suhu reaksi kimia yang dipengaruhi enzim semakin cepat, tetapi jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.

  1. Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit
Enzim berfungsi sebagai katalisator, tetapi tidak ikut bereaksi, maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama molekul tersebut tidak rusak.

Penggolongan berdasar ekspresi gen

1. Enzim Indusibel

enzim inducibel.png
Gambar 1. (A) Ada laktosa, represor tidak aktif, operon dalam keadaan on, (B) Tidak ada laktosa, represor aktif, operon dalam keadaan off (Campbell et al, 2009).

 

2. Enzim Konstitutif

enzim konstituf.png

Enzim konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak.

 

3. Enzim Regulator

A.Enzim Allosterik
enzim allosterik.png
Gambar 3. Penghambatan balik pengubahan L-teronin menjadi L-isoleusin (Lehninger, 2004).
mekanisme penghambatan balik pada pengubahan L-teronin menjadi L-isoleusin yang menggunakan lima macam enzim. Enzim yang pertama adalah dehidratase treonin (E1) akan dihambat oleh L-isoleusin yang merupakan produk akhir dari reaksi multienzim tersebut (Lehninger, 2004).
B.Enzim Pengatur Kovalen (Covalently Modulated Enzyme)
enzim pengatur kovalen.png
Gambar 4. Gambar 10. Contoh enzim yang diregulasi oleh fosforilasi. (*) enzim dihambat oleh fosforilasi; (**) enzim diaktivasi oleh fosforilasi (Traut, 2007).
terdapat 10 macam jenis enzim yang terlibat dalam suatu sintesis glikogen dan katabolisme glikogen. Enzim-enzim tersebut dipengaruhi oleh fosforilasi. Enzim yang terfosforilasi akan memiliki kestabilan dalam konformasinya. Hal ini penting untuk keperluan reaksi-reaksi yang melibatkan enzim-fosfat (Traut, 2007).

Cara Kerja Enzim :
  1. Lock and Key theory
enzim lock and key.png
cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kerja kunci dan gembok. Enzim diibaratkan sebagai kunci yang memiliki sisi aktif, sedangkan substratnya diibaratkan sebagai gembok.
  1. Teori Induced Fit
enzim induced fit.png
Berdasarkan teori induksi pas (induced fit), enzim diibaratkan dapat melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan suatu substrat. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kecocokan dengan substrat dan membuat ikatan antara enzim dan substrat menjadi lebih reaktif.

METABOLISME LIPID

Metabolisme Lipid



        Lipid adalah hidrofobik atau amphipathic (hidrofilik dan lipofilik) molekul kecil dan tidak seperti protein, asam nukleat, dan polisakarida yang merupakan polimer makromolekul besar yang dibentuk oleh menghubungkan kimia beberapa molekul konstituen kecil (blok-blok dengan molekul mirip, atau homolog, dalam struktur).
        Lipid sering di definisikan sebagai senyawa alami yang tak larut air  tetapi larut dalam pelarut non-polar.
Metabolisme Lipid
  • Menurut klasifikasi internasional, lipid saat ini diklasifikasikan ke dalam kategori:
1.Asam lemak
2.Gliserolipid
3.Gliserofosfolipid
4.Sphingolipids
5.Sterol lipid
6.Prenol lipid
7.Saccharolipids
8.Poliketida
        Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon dengan satu gugus dengan karboksil terminal (COOH) yang diproduksi oleh sentase asam lemak dari Asetil-CoA dan Malonyl-CoA prekursor oleh lipase .
        Degradasi asam lemak melalui ß-oksidasi menyebabkan pelepasan energi (jumlah besar ATP) dan menghasilkan spesies oksigen reaktif .
         Gliserolipid, ester lemak dari gliserol (mono-, di-, tri-gliserida) yang di biosintesa dan jalur monoasilgliserol di usus.
         Metabolisme lipid sangat kompleks dan diatur oleh jaringan sinyal komplek dalam sel. Metabolisme pada lipid melalui jalur sinyal yang berbeda-beda. Memahami jalur sinyal metabolisme lipid dalam sel kanker dapat menentukan fungsi dari molekul lipid dan untuk pengembangan obat anti kanker.
metabolisme lipid.png
        Metabolisme lipid dalam terapi kanker dan apoptosis maih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan pengobatan kanker baru yang lebih baik lagi dimasa depan.

Thursday, January 24, 2019

BIOKIMIA LIPIDA

Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan.


         Pola makan modern sering dihubungkan dengan meningkatnya kadar kolesterol di dalam darah.
         Tingginya kolesterol darah dapat memicu munculnya penyakit degeneratif seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Jenis makanan yang diduga berpengaruh terhadap timbulnya penyakit degeneratif yaitu makanan yang mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak trans.
         Asam lemak trans memiliki pengaruh hampir 2 × lipat dalam meningkatkan rasio K-LDL/K-HDL. Dibandingkan dengan asam lemak jenuh.
        Perubahan pada rasio kolesterol total/HDL-K atau k-LDL merupakan prediktor CHD (coronary heart disease).

        Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam. Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Perbedan titik cair dari lemak disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang rantai karbon, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak jenuh.
         komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya.

Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan:
1.jumlah atom C (karbon)
2.ada atau tidaknya ikatan rangkap
3.jumlah ikatan rangkap
4.letak ikatan rangkap

Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi :
1.Asam lemak jenuh (saturated fatty acid/sfa)
2.Asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids)
a.mono unsaturated fatty acid (MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap
b.poly unsaturated fatty acid (PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap

Tidak Semua Asam Lemak Memiliki Sifat yang Sama
          Lemak yang mempunyai multifungsi, yaitu sebagai penyumbang energi terbanyak (30% atau lebih dari energi total yang diperlukan tubuh) serta merupakan sumber asam lemak esensial linoleat dan linolenat. Selain itu lemak juga sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K. Disamping itu terdapat pula dampak negatif dari konsumsi lemak yang berkaitan dengan aterogenik yang dapat terjadi bila konsumsi lemak lebih dari 30% dari kebutuhan energi total.
Asam Lemak Jenuh
         Asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tida peka terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh. Efek dominan dari asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total dan K-LDL (kolesterol LDL)

Asam Lemak tak jenuh tunggal
tak jenuh
        Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated fatty Acid/ MUFA) merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai atom karbon. Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA), yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji kapas, dan kanola.
Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal
         Asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acid/ MUFA) merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai atom karbon.  Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA), yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji kapas, dan kanola.
          Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) lebih efektif menurunkan kadar kolesterol darah, dari pada asam lemak tak jenuh jamak (PUFA).
tak jenuh
Asam Lemak Tak Jenuh Jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA)
        Asam Lemak tak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA) adalah asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada suhu kamar bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik lelehnya lebih rendah dibandingkan dengan MUFA atau SFA. Asam lemak ini banyak ditemukan pada minyak ikan dan nabati seperti saflower, jagung dan biji matahari. Sumber alami PUFA yang penting bagi kesehatan adalah kacang-kacangan dan biji-bijian.
tak jenuh
Asam Lemak Trans
        Isomer geometris asam lemak tidak jenuh sering disebut isomer cis/trans, terbentuk ketika asam lemak tidak jenuh dengan konfigurasi cis (struktur bengkok) terisomerisasi (perubahan bentuk struktur kimia/isomer) menjadi konfigurasi trans (struktur lebih linier), yang lebih menyerupai asam lemak jenuh dibandingkan asam lemak tidak jenuh.
        Sehingga diyakini bahwa gabungan antara asam lemak jenuh dengan asam lemak trans berpengaruh fisiologis yang lebih besar. Asam lemak trans merupakan bentuk struktur kimia asam lemak dengan posisi trans (berseberangan), diperoleh dari hasil perlakuan hidrogenasi (pemberian atom hidrogen) pada asam lemak tidak jenuh (linoleat, linolenat, arakidonat, oleat).
         Proses menggoreng dengan cara deep frying, selain menyebabkan pembentukan asam lemak jenuh rantai panjang (LCFA), juga menimbulkan reaksi polimerisasi termal dan reaksi oksidasi yang membentuk asam lemak trans. Asam lemak tak jenuh cis merupakan isomer alami, contohnya adalah asam oleat, linoleat dan linolenat.
tak jenuh.png
perbedaan
Ikatan rangkap cis adalah sebuah konfigurasi berenergi tinggi, sehingga molekul asam lemak tidak jenuh cis tidak linier dan bersifat cair pada suhu kamar (titik leleh asam oleat 16,3oC). Sebaliknya ikatan trans merupakan konfigurasi berenergi lebih rendah. Molekul asam lemak tidak jenuh trans berbentuk linear dan bersifat padat pada suhu kamar (titik leleh asam elaidat 45oC).
Pembentukan Asam Lemak Trans Saat Proses Menggoreng  (Deep Frying)
       Proses menggoreng dengan cara deep frying akan menyebabkan perubahan asam lemak tidak jenuh bentuk cis menjadi bentuk trans, dan meningkatkan jumlah asam lemak trans
        Deep frying adalah proses menggoreng dengan cara merendam bahan makanan ke dalam minyak goreng pada suhu 163-196 oC. Kerusakan minyak akibat proses penggorengan pada suhu tinggi (200-250 oC) yang merusak ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh sehingga hanya tinggal asam lemak jenuh saja. Hal tersebut berisiko membuat kolesterol darah semakin tinggi. Selain itu, vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) juga mengalami kerusakan, sehingga fungsi nutrisi minyak goreng jauh menurun, bahkan berpengaruh negatif terhadap tubuh.
        Umumnya kerusakan oksidasi terjadi pada asam lemak tidak jenuh, tetapi bila minyak dipanaskan pada suhu 100oC atau lebih, asam lemak jenuh pun dapat teroksidasi. Suhu pemanasan yang baik adalah sekitar 95-120oC.

Pengaruh Asam Lemak Trans pada Kesehatan
       Konsumsi asam lemak trans berdampak negatif sama seperti asam lemak jenuh yaitu meningkatkan kadar KLDL. Yang berbeda adalah bahwa asam lemak jenuh tidak mempengaruhi K-HDL, sehingga efek negatif yang ditimbulkan oleh asam lemak trans terhadap rasio KLDL/ K-HDL mendekati 2 kali lebih besar daripada asam lemak jenuh.
       Kontribusi tertinggi asupan asam lemak trans total berasal dari makanan gorengan. Selain itu, asupan asam lemak jenuh berkorelasi positif dengan asupan asam lemak trans. Setiap penambahan asupan asam lemak jenuh sebesar 1% energi total akan menaikkan asupan asam lemak trans sebesar 0,03 % energi total.
        Setiap peningkatan 1% energi total asupan asam lemak trans sebesar dapat meningkatkan kadar K-LDL sebesar 0,04 mmol/liter dan menurunkan kadar K-HDL sebanyak 0,013 mmol/liter, dan hal tersebut merupakan  salah satu penyebab penyakit jantung.
  
Kesimpulan

          Kesimpulan dari uraian diatas dapat disimpulkan (1) Komposisi asam lemak (asam lemak jenuh, asam lemak trans, asam lemak tak jenuh tunggal dan jamak) berhubungan dengan penyakit kronik (2) Asam lemak trans merupakan salah satu jenis asam lemak selain asam lemak jenuh yang kini menjadi sorotan. Asam lemak ini dapat meningkatkan K-LDL (kolesterol jahat), rasio kolesterol total/K-HDL, rasio K-LDL/K-HDL, serta menurunkan K-HDL (kolesterol baik). Ada hubungan terbalik antara asupan asam lemak trans dengan kadar kolesterol HDL. Tingginya asupan asam lemak trans cenderung menurunkan kadar kolesterol HDL. (3) Kontribusi tertinggi asupan asam lemak trans total berasal dari makanan gorengan. (4) Asupan asam lemak trans berhubungan positif dengan asupan asam lemak jenuh, artinya asupan asam lemak trans akan meningkat dengan meningkatnya asupan asam lemak jenuh (SFA).

SEDIAAN OBAT CAIR BERDASAR FARMACOPE INDONESIA EDISI IV

SEDIAAN OBAT CAIR BERDASAR FARMACOPE INDONESIA EDISI IV


Bentuk sediaan obat terdiri dari beberapa bentuk sediaan diantaranya sediaan padat, sediaan semi padat, sediaan gas dan sediaan cair.
Sediaan cair adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut (Farmakope Indonesia, Edisi IV)
Berdasarkan cara pemberiannya sediaan cair ini dibagi lagi menjadi beberapa kelompok diantaranya adalah penggunaan secara oral, topikalparental dan vaginal.
sediaan obat cair
Larutan
Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Larutan bersifat homogen.  Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
Bila bukan air maka harus dijelaskan dalam namanya, misalnya : Sol. Acidi salicylici spirituosa, Sol. Camphora Spirituosa, Sol. Camphora Oleonosa, Camphora Nitroglycerini spirituosa  (Lar. Nitrogliserin dalam spiritus).
Sirup
Suatu sediaan berupa larutan yang mengandung satu atau lebih jenis obat dengan zat tambahan dan mengandung gula sukrosa sebagai pemanis.
Kecuali dinyatakan lain, kadar gula tidak kurang dari 64% atau tidak lebih dari 66%. Sirup dengan kadar gula kurang lebih 65% disebut dengan sirup simplek dan digunakan sebagai pemanis (corigen saporis). misal  : dumin paracetamol syr.
Eliksir
Sediaan cair  yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (seperti gula, zat pemanis lain, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet) yang memiliki bau dan rasa yang sedap.
Pelarut yang digunakan umunya adalah etanol karena dapat meningkatkan kelarutan zat aktifnya.  Etanol yang digunakan etanol 90% dengan kadar 5–15%. misal : bisolfon elixir.
Emulsi
sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan dengan emulgator yang sesuai.
Emulsi merupakan campuran zat berminyak dan berair. Emulsi ini terdiri dari 2 macam yaitu emulsi minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (W/O).
Biasanya dalam kemasan sediaan emulsi dituliskan penjelasan “Kocok Dahulu” sebelum digunakan supaya zat yang terpisah dapat bercampur merata kembali. misal : scott’s emultion.
Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan obat berupa partikel halus yang tidak larut dan terdispersi dalam cairan pembawa. Seperti halnya pada emulsi, pada kemasan suspensi juga disertai etiket bertuliskan “Kocok Dahulu” sebelum digunakan dengan tujuan supaya partikel yang mengendap terdispersi merata.
Sediaan suspensi ini selain digunakan secara oral(contoh antasid) juga ada sediaan suspensi yang digunakan secara topikal (contoh selsun) dan suspensi yang digunakan untuk injeksi (contoh kenacort A injeksi).
Guttae (obat tetes)
Sediaan cair berupa larutan, emulsi serta suspensi yang digunakan baik untuk obat luar atau obat dalam yang dilengkapi dengan alat penetes berskala untuk obat dalam dan tidak berskala untuk obat luar.
Jika disebut obat tetes tanpa keterangan lain maka yang dimaksud adalah obat dalam.
Guttae 2kelompok:
  • 1.Guttae pemakaian dalam
  • 2.Guttae pemakaian luar (Optalmic, Auricularis & Nasales)
Guttae ophthalmicae (tetes mata)
Adalah sediaan cair steril bebas partikel asing dan digunakan pada mata. Sediaan ini hanya boleh digunakan selama 30 hari setelah tutupnya dibuka. misal : vinise.
Guttae Auricularis (tetes telinga)
Sediaan cair yang digunakan untuk telinga yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan ke dalam telinga. Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai kekentalan yang cocok sehingga dapat menempel pada  liang telinga. misal : ilium 20ml.
Guttae Nasales (tetes hidung)
Sediaan cair steril  digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Pada umumnya zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau antiseptik. misal : iliadin nasal sray.
Gargarisma
Sediaan berupa larutan yang umumnya dalam keadaan pekat dan harus diencerkan sebelum digunakan, mengandung antiseptik.  Umumnya digunakan untuk pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. misal : betadine obat kumur.
Enema
Suatu larutan yang penggunaannya melalui rektum. Kegunaan sediaan enema antara lain untuk memudahkan buang air besar, mencegah kejang atau mengurangi nyeri lokal. Enema juga berfungsi sebagai karminativa, emollient, diagnostik, sedatif, antelmintik, dll  Enema diberikan dalam jumlah bervariasi  tergantung pada umur dan keadaan penderita. misal : microlax
Douche
Larutan zat dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan, karenanya larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik.
Biasanya berupa larutan kental yang
diencerkan seperlunya sebelum digunakan. Contoh nya vaginal douche.
Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, disuntikkan dengan cara menembus atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir.
Syarat utama untuk obat yang diberikan parenteral ialah obat tersebut harus steril dan disimpan dalam wadah yang menjamin sterilitas. misal : oxydermal, amikacin, ceftazidine.
Infusa

Sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air panas (90 derajat C) selama 15 menit. misal : triofusin