SEDIAAN OBAT CAIR BERDASAR FARMACOPE INDONESIA EDISI IV
Bentuk sediaan obat terdiri dari beberapa bentuk sediaan diantaranya sediaan padat, sediaan semi padat, sediaan gas dan sediaan cair.
Sediaan cair adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut (Farmakope Indonesia, Edisi IV)
Berdasarkan cara pemberiannya sediaan cair ini dibagi lagi menjadi beberapa kelompok diantaranya adalah penggunaan secara oral, topikal, parental dan vaginal.
Larutan
Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Larutan bersifat homogen. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
Bila bukan air maka harus dijelaskan dalam namanya, misalnya : Sol. Acidi salicylici spirituosa, Sol. Camphora Spirituosa, Sol. Camphora Oleonosa, Camphora Nitroglycerini spirituosa (Lar. Nitrogliserin dalam spiritus).
Sirup
Suatu sediaan berupa larutan yang mengandung satu atau lebih jenis obat dengan zat tambahan dan mengandung gula sukrosa sebagai pemanis.
Kecuali dinyatakan lain, kadar gula tidak kurang dari 64% atau tidak lebih dari 66%. Sirup dengan kadar gula kurang lebih 65% disebut dengan sirup simplek dan digunakan sebagai pemanis (corigen saporis). misal : dumin paracetamol syr.
Eliksir
Sediaan cair yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (seperti gula, zat pemanis lain, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet) yang memiliki bau dan rasa yang sedap.
Pelarut yang digunakan umunya adalah etanol karena dapat meningkatkan kelarutan zat aktifnya. Etanol yang digunakan etanol 90% dengan kadar 5–15%. misal : bisolfon elixir.
Emulsi
sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan dengan emulgator yang sesuai.
Emulsi merupakan campuran zat berminyak dan berair. Emulsi ini terdiri dari 2 macam yaitu emulsi minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (W/O).
Biasanya dalam kemasan sediaan emulsi dituliskan penjelasan “Kocok Dahulu” sebelum digunakan supaya zat yang terpisah dapat bercampur merata kembali. misal : scott’s emultion.
Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan obat berupa partikel halus yang tidak larut dan terdispersi dalam cairan pembawa. Seperti halnya pada emulsi, pada kemasan suspensi juga disertai etiket bertuliskan “Kocok Dahulu” sebelum digunakan dengan tujuan supaya partikel yang mengendap terdispersi merata.
Sediaan suspensi ini selain digunakan secara oral(contoh antasid) juga ada sediaan suspensi yang digunakan secara topikal (contoh selsun) dan suspensi yang digunakan untuk injeksi (contoh kenacort A injeksi).
Guttae (obat tetes)
Sediaan cair berupa larutan, emulsi serta suspensi yang digunakan baik untuk obat luar atau obat dalam yang dilengkapi dengan alat penetes berskala untuk obat dalam dan tidak berskala untuk obat luar.
Jika disebut obat tetes tanpa keterangan lain maka yang dimaksud adalah obat dalam.
Guttae 2kelompok:
- 1.Guttae pemakaian dalam
- 2.Guttae pemakaian luar (Optalmic, Auricularis & Nasales)
Guttae ophthalmicae (tetes mata)
Adalah sediaan cair steril bebas partikel asing dan digunakan pada mata. Sediaan ini hanya boleh digunakan selama 30 hari setelah tutupnya dibuka. misal : vinise.
Guttae Auricularis (tetes telinga)
Sediaan cair yang digunakan untuk telinga yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan ke dalam telinga. Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai kekentalan yang cocok sehingga dapat menempel pada liang telinga. misal : ilium 20ml.
Guttae Nasales (tetes hidung)
Sediaan cair steril digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Pada umumnya zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau antiseptik. misal : iliadin nasal sray.
Sediaan cair steril digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Pada umumnya zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau antiseptik. misal : iliadin nasal sray.
Gargarisma
Sediaan berupa larutan yang umumnya dalam keadaan pekat dan harus diencerkan sebelum digunakan, mengandung antiseptik. Umumnya digunakan untuk pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. misal : betadine obat kumur.
Enema
Suatu larutan yang penggunaannya melalui rektum. Kegunaan sediaan enema antara lain untuk memudahkan buang air besar, mencegah kejang atau mengurangi nyeri lokal. Enema juga berfungsi sebagai karminativa, emollient, diagnostik, sedatif, antelmintik, dll Enema diberikan dalam jumlah bervariasi tergantung pada umur dan keadaan penderita. misal : microlax
Douche
Larutan zat dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan, karenanya larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik.
Biasanya berupa larutan kental yang
diencerkan seperlunya sebelum digunakan. Contoh nya vaginal douche.
diencerkan seperlunya sebelum digunakan. Contoh nya vaginal douche.
Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, disuntikkan dengan cara menembus atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir.
Syarat utama untuk obat yang diberikan parenteral ialah obat tersebut harus steril dan disimpan dalam wadah yang menjamin sterilitas. misal : oxydermal, amikacin, ceftazidine.
Infusa
Sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air panas (90 derajat C) selama 15 menit. misal : triofusin
No comments:
Post a Comment